Diciptakan Untuk Berbuat Baik (Efesus 2:1-10)
Pendahuluan
3 orang anak yang dapat permen dan membagikan permen tersebut dengan 3 motif yang berbeda. Anak pertama berbagi karena alasan dia tidak suka permennya, anak kedua karena alasan takut sakit gigi, dan anak ketiga karena sesungguhnya ia sadar bahwa Tuhan ingin ia berbagi dengan orang lain.
Semua agama mengajarkan utk berbuat baik. Dan hal ini bisa terlihat baik tanpa mengerti mengapa melakukannya, jadi motivasi seseorang dalam berbuat baik penting untuk dipahami sebelum kemudian menentukan perbuatan baik apa dan apa saja tantangannya di jaman ini.
Mengapa kita berbuat baik?
1. Karena kita ini milik Allah
Paulus memakai kata kerja bergantian untuk menjelaskan tentang urutan waktu. Dari dahulu-sekarang-yang akan datang. Bentuk kata kerja kekinian “adalah” (esmen) di ayat ini cukup menarik untuk diperhatikan. Sebelumnya Paulus sudah membicarakan tentang tema kepemilikan ini, tetapi dalam kaitan dengan hal-hal yang bernilai masa depan. Efesus 1:14 menerangkan bahwa Roh Kudus adalah jaminan ilahi bagi kita sampai kita nanti sepenuhnya menjadi milik Allah melalui penebusan Kristus. Rangkaian antara kekinian dan keakanan ini sungguh indah. Kita sudah menjadi milik Allah sekarang, tetapi status ini akan terlihat lebih kentara dan sempurna pada saat Kristus datang kembali yang kedua.
2. Karena kita dicipta oleh Allah
Sedangkan kata “buatan” merujuk pada hasil pekerjaan tangan Allah (workmanship). Kata ini dipakai utk memberikan keterangan tentang penjunan. Sesuatu yang dicipta dengan tangan Allah sendiri. Masterpiece. Kita adalah karya agung Tuhan sendiri. Hal ini mengisyaratkan bahwa siapapun dan apapun diri kita hari ini, kita tetap karya tangan Allah yang mulia. Identitas ini menyatakan fungsi kita utk berbuat baik.
Sesaat setelah menerima Kristus dahulu, kita sudah menjadi milik Allah. Sekarang sudah dan sampai nanti kita adalah milik Allah. Kepastian ini membuat kita berani berbuat baik karena kita sudah dan akan terus menjadi milik Allah. Maka berbuat baik bukan untuk menjadi milik Allah tetapi sebagai buah dari seseorang yang sudah menjadi milik Allah.
3.Tantangan jaman ini:
• Legalisme= semangat utk melakukan sesuatu berdasarkan sebuah hukum. Lihat ay. 3. “Kami semua” menunjuk pada Paulus juga. Mengapa? Karena Paulus seorang Farisi yang mengerjakan “perbuatan baik” karena hukum. Contoh: Dokter yang telah menolong bahkan menyelamatkan ratusan jiwa, lalu suatu ketika menabrak seseorang (sengaja atau tidak) di jalan hingga meninggal. Apakah dokter ini layak dibebaskan dengan alasan telah menyelamatkan banyak jiwa? Tentu saja tidak! Perbuatan baik tidak dapat menebus perbuatan jahat.
• Dunia postmodern saat ini menghadapi 3 “-isme” (ajaran) yang penting. Yaitu:
1. Narsisme = Orientasi pada diri. Berbuat baik utk diri sendiri. Lihat ay.2 “mengikuti jalan dunia”= berjalan berdasarkan apa yang dunia tawarkan. Ex: orang yang beli kamera mahal tapi terasa tidak mahal krn nilai yang berharga.
2. Pragmatisme= Orientasi pada hasil. Ex: kitabisa.com menyalurkan dana pada orang-orang lain hanya dengan sekedar men-transfer dana.
3. Materialisme/kapitalisme= Orientasi pada apa yang diberi. Mengukur perbuatan baik hanya dengan pemberian materi. Ex: kasih ayah dengan anak hanya dengan uang dan fasilitas.
• Naturalisme= Orientasi pada diri manusia yang dirasa memiliki sebuah kebaikan. Lihat ay. 1. Mati karena dosa-dosa dan pelanggaran.
Perbuatan baik yang sejati adalah perbuatan baik yang muncul dari iman kepada Kristus dan dilakukan dengan cara dan waktu yang Tuhan nyatakan dalam FirmanNya.
Oleh : Joy Manik